Apa Bedanya Fly Ash dan Bottom Ash? Panduan Lengkap untuk Dunia Konstruksi
Pendahuluan
Dalam proses pembakaran batubara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), dihasilkan dua jenis abu yang dikenal dengan istilah FABA (Fly Ash dan Bottom Ash). Selama bertahun-tahun, keduanya dikategorikan sebagai limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Namun sejak diberlakukannya PP Nomor 22 Tahun 2021, status tersebut berubah: fly ash dan bottom ash tidak lagi dianggap limbah B3.
Perubahan regulasi ini membuka peluang besar dalam pemanfaatan FABA untuk berbagai industri, khususnya konstruksi. Namun, masih banyak yang bertanya: apa sebenarnya perbedaan fly ash dan bottom ash?
Artikel ini akan membahas perbedaan mendasar antara keduanya, mulai dari proses terbentuk, sifat fisik, hingga pemanfaatannya dalam dunia industri.
“Apa Bedanya Fly Ash dan Bottom Ash? Panduan Lengkap untuk Dunia Konstruksi”
Apa Itu Fly Ash?
Fly ash adalah abu halus yang terbentuk dari hasil pembakaran batubara di ruang bakar PLTU dan terbawa ke atas bersama gas buang. Fly ash kemudian ditangkap oleh alat pengendali polusi udara seperti electrostatic precipitator.
Ciri-Ciri Fly Ash:
Teksturnya sangat halus mirip semen.
Berwarna abu-abu kehitaman.
Mengandung mineral utama seperti silika (SiO₂), alumina (Al₂O₃), kalsium oksida (CaO).
Memiliki sifat pozzolanik, artinya dapat bereaksi dengan kalsium hidroksida membentuk senyawa yang memperkuat beton.
Pemanfaatan Fly Ash:
1. Campuran Beton – Menggantikan sebagian semen (15–30%).
2. Paving Block dan Bata Ringan – Sebagai bahan substitusi pasir dan semen.
3. Aspal Jalan – Digunakan sebagai filler agar aspal lebih kuat.
4. Stabilisasi Tanah – Untuk reklamasi lahan bekas tambang.

“Apa Bedanya Fly Ash dan Bottom Ash? Panduan Lengkap untuk Dunia Konstruksi”
Apa Itu Bottom Ash?
Bottom ash adalah abu sisa pembakaran batubara yang lebih berat sehingga jatuh ke dasar tungku pembakaran PLTU. Berbeda dengan fly ash yang halus, bottom ash memiliki tekstur lebih kasar.
Ciri-Ciri Bottom Ash:
Bentuknya butiran kasar mirip pasir atau kerikil halus.
Warna cenderung lebih gelap daripada fly ash.
Kandungan mineral serupa fly ash, tetapi distribusi ukurannya lebih besar.
Tidak sehalus fly ash, sehingga lebih cocok untuk aplikasi yang membutuhkan agregat kasar.
Pemanfaatan Bottom Ash:
1. Material Urugan – Sebagai pengganti pasir dalam konstruksi jalan dan reklamasi.
2. Campuran Beton Non-Struktural – Untuk paving, bata beton, dan produk pracetak.
3. Bahan Campuran Aspal – Memberi daya tahan tambahan pada lapisan jalan.
4. Subbase Jalan – Digunakan sebagai lapisan dasar di bawah aspal atau beton jalan raya.
Perbedaan Fly Ash dan Bottom Ash
Aspek Fly Ash Bottom Ash
Proses Terbentuk Terbawa gas buang ke atas dan ditangkap oleh electrostatic precipitator Jatuh ke dasar tungku karena berat
Tekstur Halus, mirip semen Kasar, mirip pasir/kerikil
Warna Abu-abu kehitaman Lebih gelap, hitam pekat
Kandungan Silika, alumina, kalsium oksida Silika, alumina, kalsium oksida (kadar berbeda)
Sifat Pozzolanik, cocok untuk beton berkualitas tinggi Lebih sebagai agregat kasar